Pendidikan sebagai upaya menjadikan anak dewasa seperti diuraikan di atas, tidaklah
terbatas pada pengertian pemberian sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik,
tetapi perkembangan jiwa dan penyesuaian diri anak didik terhadap kehidupan sosial
juga termasuk di dalamnya. Oleh karena itu, memahami anak didik berarti
berupaya mengerti bagaimana ia tumbuh dan berkembang, baik secara pribadi
maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan lain, pendidikan itu harus
ditujukan pada usaha pengembangan kepribadian anak didik.
![]() |
PERMASALAHAN DI SEKOLAH |
Dalam
proses pengembangan kepribadian anak didik tersebut tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan tempat anak didik itu berada. Di samping itu keluarga dan
dirinya sendiri akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah lakunya. Sehubungan
dengan pengaruh tersebut, Kartono (1985 : V) mengemukan sebagai berikut :
“kini
semakin disadari kenyataan bahwa tingkah laku anak memang bisa sangat dipengaruhi
oleh keluarga dan lingkungan tempat anak bertumbuh, tetapi juga banyak
perubahan yang dapat terjadi dalam tingkah laku individu ditentukan oleh faktor
dalam diri anak itu sendiri”.
Berdasarkan
kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor yang dapat
mempengaruhi tingkah laku seorang anak, yaitu : keluarga, lingkungan dan
dirinya sendiri. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dijumpai seorang
anak. Apa yang diterima di dalam keluarga akan mempengaruhi tingkah laku atau
kepribadiannya ditempat lain, terutama sekali di sekolah. Oleh karena itu,
kalau seorang anak didik dalam sebuah keluarga setiap saat penuh dengan
kekerasan (perkelahian), pertengkaran, maka suasana tersebut akan dibawa anak
sampai ke sekolah. Ia akan keras kepala, suka menentang guru dan lain-lain,
demikian juga sebaliknya. Jadi, setiap permasalahannya yang dihadapi anak didik
tidak dapat ditinggalkan di rumah. Sehubungan dengan hal tersebut, Gordon (1983
: 54) mengemukakan sebagai berikut :
Bahwa
masalah – masalah murid tidak dapat di tinggalkan di rumah, bagaimanapun juga
murid – murid pasti akan membawanya ke sekolah dan sedikit – sedikit banyaknya
akan mengganggu proses belajar di sekolah. Bahkan mungkin proses belajar
menjadi tidak mungkin terjadi, bila mana murid – murid mengalami tekanan batin
karena keamanannya terancam,apabila kebutuhan spikologisnya terpenuhi, atau
bilamana mereka merasa terkucilkan, tidak berharga, tidak di senangi, maka
kemampuannya untuk belajar menjadi
terintangi.
Kutipan
tersebut menjelaskan kepada kita bahwa permasalahan yang di hadapi anak didik
di sekolah salah satunya disebabkan oleh faktor keluarga (rumah tangga), faktor
lain yang menyebabkan permasalahan anak didik di sekolah adalah lingkungan (masyarakat).
Masyarakat
dalam pengertian lingkungan sekitar dapat pula berpengaruh terhadap
perkembangan anak didik, baik pengaruh yang menguntungkan (positif) maupun
pengaruh yang merugikan (negatif). Hal ini di sebabkan anak didik merupakan
makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari lingkungan (masyarakat) sekitarnya, dengan
demikian lingkungan akan mempengaruhi jiwa dan tingkah laku anak didik sesuai
dengan keadaan lingkungan yang di hadapinya dan pada caranya menghadapi dan
mengadakan reaksi terhadap masyarakatnya. Berkaitan dengan pengaruh lingkungan
tersebut, ALI (1982 : 43 – 44) mengemukakan sebagai berikut :
Faktor
lingkungan mempengaruhi proses kejiwaan secara otomatis, faktor lingkungan
melihat kepada situasi lingkungan dan keadaan (existensi) lingkungan. Situasi
desa akan lain dari situasi kota, tidak sama usaha untuk mendidik anak dan
sikap jiwa mendidik anak yang tinggal di kota dengan yang tinggal di desa, di
desa orang saling mengawasi, di kota orang “siapa lo siapa gue”.
Berdasarkan
kutipan tesebut bahwa suasana lingkungan (masyarakat) senantiasa mewarnai
kehidupan anak didik, oleh karena itu kenyataan – kenyataan yang di alami atau
yang di terima oleh anak di dalam masyarakat (lingkungan) akan di bawanya
kesekolah. Demikian, kalau yang di terima anak di dalam masyarakat adalah suatu
keadaan yang bersifat negatif, maka hal itu akan di bawanya kesekolah dan dapat
mengganggu kegiatan belajarnya. Jadi, jelaslah kepada kita bahwa lingkungan
juga turut menjadi sebab timbulnya pemasalahan anak didik di sekolah.
Selain
keluarga dan lingkungan (masyarakat), permasalahan anak didik di sekolah juga
di sebabkan oleh dirinya sendiri, anak didik bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kebutuhannya, pemenuhan kebutuhan ini sifatnya sangat mendasar bagi kelangsungan
hidup anak itu sendiri, anak didik biasanya akan merasa puas jika berhasil
dalam memenuhi kebutuhannya, hal ini akan menimbulkan masalah bagi diri nya
yang dapat mengganggu kegiatan belajar di sekolah.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa permasalahan anak didik di sekolah
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
keluarga (rumah tangga), lingkungan (masyarakat) dan dirinya sendiri.