LAMNO JAYA

Info, Tips, Trik, Kesehatan, Pengalaman, Forex, Tutorial, Berita, Update Blog

JENIS - JENIS PERMASALAHAN ANAK DIDIK DI SEKOLAH

Apakah Anda khawatir bahwa anak Anda menolak untuk pergi ke sekolah, atau cemas atau berperilaku buruk di sekolah? Apakah Anda perlu tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya? Kali ini saya  ingin membantu memberikan soluti tengang masalah yang di hadapi di Sekolah untuk membantu dan mendukung Anda.

Kami telah mengumpulkan informasi tentang masalah di sekolah, terutama bagi orang tua dan wali, dengan banyak link ke organisasi yang dapat membantu. Kami juga di sini untuk mendengarkan. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang dalam keyakinan tentang kekhawatiran Anda, Anda dapat menghubungi Helpline YoungMinds orang tua secara gratis. Anda dapat memanggil, email atau chatting dengan kami secara online - apa pun yang cocok untuk anda.

Seperti diuraikan di atas bahwa anak didik adalah individu yang senantiasa tumbuh dan berkembang, dengan demikian, permasalahan yang terjadi pada diri si anak akan bermacam – macam sesuai dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan nya, berikut ini akan di uraikan beberapa permasalahan yang sering dihadapi anak didik disekolah.

ANAK DIDIK DISEKOLAH BANDEL

1.Masuk Sekolah Tidak Teratur

Masuk sekolah tidak teratur merupakan suatu masalah yang sangat besar pengaruhnya dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, sebab akan mengakibatkan anak didik ketinggalan dalam pelajaran. Sehubungan dengan masuk sekolah tidak teratur itu, Kartono (1985 : 77) mengemukakan sebagai berikut :
“Kehadiran yang tidak teratur merupakan problema besar disekolah-sekolah pada masa kini. Ketidak hadiran ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor dari luar atau dari dalam diri siswa. Namun, bagaimanapun akibat dari ketidak hadiran itu dapat diperkirakan. Guru tidak dapat mengajarkan murid yang tidak ada di sekolah. Betapapun banyaknya murid yang belajar di luar sekolah, ia tetap tidak mempunyai pengalaman bersama dengan teman-teman lain dikelas”.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah ketidak hadiran atau masuk sekolah tidak teratur adalah masalah yang sangat mendasar saat ini tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan atau dari dalam diri anak didik itu sendiri.

Ketidak hadiran atau masuk sekolah tidak teratur kadang-kadang disebabkan oleh orang tua (keluarga) anak didik itu sendiri. Artinya sebab-sebab itu berasal dari keluarga. Sehubungan dengan sebab-sebab itu berasal dari keluarga itu, Kartono, (1985 : 79) menjelaskan sebagai berikut :

“Barangkali sering dari yang kita duga, anak didik tidak diizinkan masuk sekolah oleh orang tua. Dalam beberapa hal tertentu agaknya hal ini merupakan satu-satunya cara bagi keluarga untuk mengatasi krisis-krisis yang timbul dalam keluarga. Apabila dalam keluarga tidak ada orang dewasa waktu anak-anak ada di sekolah, maka jika salah seorang anak yang sakit, kakaknya laki-laki atau  perempuan harus tinggal di rumah untuk merawat si sakit. Kadang-kadang rasa tanggung jawab anak terhadap anggota keluarganya menyebabkan ia tidak masuk sekolah”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa sikap orang tua terhadap pendidikan (sekolah) sangat berpengaruh besar pada anak. Apabila orang tua tidak melihat pentingnya anak masuk sekolah atau menganggap bahwa bersekolah hanya membuang-buang waktu saja, atau  juga jika mereka menambahkan perasaan pada anak bahwa ia tidak akan berhasil maka anak itu akan berkurang semangatnya untuk bersekolah.

Di samping faktor keluarga atau orang tua dilingkungan, sering ketidak hadiran anak bersumber dari dirinya sendiri, misalnya si anak takut akan gagal, ia tidak tahan merasa gagal, malu, merasa tidak berharga, dicemooh teman sebagai akibat dari kegagalan itu, oleh karena itu ia akan keluar dari kelas (membolos) dan akan berkata, “saya tidak masuk karena sakit”.

Anak yang masuk sekolah tidak teratur bukan saja ketinggalan dalam pelajaran, melainkan lebih dari itu, ia akan gagal dalam pelajaran itu. Oleh karena itu masalah ini tidak boleh diremehkan.

2. Pelanggaran Disiplin

Masalah disiplin, terutama sekali disiplin di sekolah merupakan suatu masalah dalam belajar yang perlu mendapat perhatian serius, terutama dari kalangan pendidikan karena pelanggaran disiplin ini dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar. Seorang guru tidak mungkin memberikan pelajaran dengan baik kalau tidak ada keterlibatan di dalam kelas. Begitu pula sebaliknya, anak didik tidak mungkin dapat menerima pelajaran dengan baik apabila ketetiban tidak diciptakan bersama-sama.

Dengan demikian, agar disiplin sekolah dapat ditegakkan, biasanya diperlukan peraturan-peraturan. Tujuannya adalah menjamin lancarnya proses belajar mengajar disekolah. Oleh karena itu setiap guru harus mampu menciptakan disiplin yang mantap di dalam kelas. Namun, meskipun guru telah berusaha menegakkan disiplin itu, tetapi kadang-kadang anak didik melanggarnya. Pelanggaran ini dapat disebabkan oleh temannya, tugas sekolahnya, dan kebutuhan pribadinya.

3.  Kebiasaan (Menyontek)

Apabila diberikan kesempatan, mungkin lebih dari 80% anak didik disekolah akan berusaha (menyontek) melalui bermacam-macam cara. Sebenarnya masalah ini masalah kecil saja, tetapi kalau dilihat akibatnya sangat besar terutama sekali terhadap perkembangan sianak. Sianak bukan saja tidak mengerti tentang apa yang dibuatnya, melainkan juga akan membawanya kepada perbuatan malas dan tidak percaya pada diri sendiri. Perbuatan menyontek disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
  1. Karena adanya tekanan terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka atau nilai yang diperoleh anak dalam tes ulangan, ujian dan sebagainya. Anak yang mendapat angka tinggi mempunyai masa depan yang lebih baik dari pada yang rendah. Kemungkinan untuk masuk sekolah lanjutan lebih besar dan penghargaan dari guru, orang tua terhadap anak yang berhasil dengan angka tinggi tentu mendorong anak untuk memperoleh nilai tersebut, walaupun dengan cara tidak benar seperti menyontek.
  2. Karena pendidikan moral, baik di rumah maupun di sekolah yang kurang diterapkan kepada anak didik, sehingga kemampuan untuk membedakan antara tindakan yang benar dan yang salah kurang dikembangkan. Sifat jujur, taat, harga diri, tanggung jawab dan lain-lain hanya dapat dikembangkan jika anak didik melihat sendiri kejujuran, kesetiaan dan sikap bertanggung jawab di dalam kehidupan orang tua, guru dan teman-teman yang lebih tua.
  3. Karena anak didik yang memandang bahwa menyontek itu sebagai kesempatan untuk melanggar peraturan sekolah atau tata tertib di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menyontek merupakan satu masalah dalam belajar yang dapat mengganggu kegiatan belajar dan perkembangan anak didik. Oleh karena itu, masalah ini perlu mendapat perhatian guru.
 
Copyright © 2014 LAMNO JAYA - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info